Pengertian, macam dan contoh aqidah akhlak kepada Allah dan rasulullah yang harus kita ketahui dan amalkan, karena tanpa akhlak ini kita akan menjadi orang yang durhaka dan akan mendapatkan balasan siksa kelak di akhirat. Akhlak kepada Allah adalah hal utama yang harus menjadi perhatian kaum Muslimin, karena dengan Akhlak ini kita di kategorikan sebagai orang yang mempunyai akhlak mulia, seperti yang telah kami tuliskan dalam pembahasan akhlak mahmudah. Lalu apa sebenarnya pengertian dari akhlak kepada Allah, apa saja macamnya dan contoh penerapan akhlak yang benar kepada Allah, berikut uraiannya. Daftar IsiAkhlak Kepada AllahPengertian Akhlak Kepada AllahMacam Macam Akhlak Kepada AllahPerbuatan Anggota TubuhKeyakinan Hati ImanContoh Aqidah Akhlak Kepada AllahAqidah Yang Lurus dan Tidak Menyekutukan AllahMelaksanakan Sholat dan Ibadah Lainnya Yang WajibIkhlas Melaksanakan Ibadah Karena AllahRidho Dengan Semua Ketentuan AllahMeyakini Dengan Hati Atas Semua Yang Allah KabarkanKesimpulanAkhlak Kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam Kita mungkin hanya berfikir bahwa akhlak hanya sebatas hubungan baik antara kita dengan manusia atau makhluk saja, tapi nyatanya dalam islam lebih dari itu. Dan ternyata akhlak kepada Allah Subhanahu wataala SWT adalah akhlak yang pertama kali harus kita pelajari dan di amalkan. Karena akhlak kepada manusia atau makhluk sebatas hubungan kita dengan makhluk, yang jika kita tidak berakhlak mulia, maka akan berdosa kepada makhluk saja. Tapi kalau tidak berakhlak kepada Allah maka hubungannya adalah dengan zat yang menciptakan kita, zat yang memberikan kita rezeki dan zat yang mengatur semua yang ada di alam ini. Dan yang lebih fatal, tidak berakhlak kepada Allah berpotensi membuat kita murtad dan keluar dari Islam atau kafir, kok bisa?, di bawah akan kami jelaskan penyebabnya. Pengertian Akhlak Kepada Allah Akhlak kepada Allah adalah kita melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi larangannya seperti yang terdapat di dalam Al Quran dan sunnah. Jika kita di perintah oleh atasan kita, maka sebagai orang yang berakhlak terpuji akan melaksanakan perintah tersebut, selama perintah tersebut mampu kita laksanakan dan tidak bertentangan dengan hukum syariat. Dan jika kita tidak melaksanakan perintah tersebut karena kemalasan, maka kita di hukumi sebagai orang yang tidak berakhlak dan mendapatkan dosa karena menolak perintah atasan. Lalu bagaimana dengan berbagai macam perintah dan larangan dari Allah, dan kita enggan untuk menaatinya, tentu kita akan de kategori kan sebagai orang yang berdosa. Dan dosa yang kita lakukan akan mendapatkan balasan sesuai kadar dari dosa tersebut, lalu bagaimana kalau dosanya kesyirikan, maka tentu akan kekal di neraka. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengetahui macam macam adab kepada Allah. Macam Macam Akhlak Kepada Allah Seperti yang kami tuliskan di atas bahwa akhlak kita kepada Allah adalah berupa ketaatan dengan melakukan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Dan macam-macam akhlak kepada Allah ada dua jenis yaitu Akhlak berupa perbuatan anggota tubuh dan akhlak berupa keyakinan hati keimanan. Perbuatan Anggota Tubuh Apa apa yang di perintahkan oleh Allah berupa ibadah badan, seperti sholat, berdoa dan lain lain, juga perintah untuk meninggalkan semua yang di larang-Nya seperti mencuri, memakan apa yang diharamkan-Nya dan lain lain. Termasuk di dalamnya adalah ucapan, karena ucapan bisa bernilai ibadah bisa juga bernilai maksiat atau dosa dan kekufuran. Setiap perintah yang Allah wajibkan kepada manusia berupa ibadah dan kita melaksanakannya maka kita termasuk orang yang dikatakan berakhlak kepada Allah. Keyakinan Hati Iman Sebagaimana nama nama Allah yang baik atau asmaul husna, bahwa Allah maha mengetahui dan maha melihat, maka pengetahuan dan penglihatan Allah meliputi hati hati manusia. Allah akan mengetahui penghianatan hati dan juga keikhlasan hati setiap insan Manusia, maka kita perlu untuk menjaga akhlak kepada Allah dengan menata hati kita agar senantiasa ingat dan ikhlas kepada-Nya. Contoh Aqidah Akhlak Kepada Allah Untuk contoh akan kami tuliskan berdasarkan yang paling penting yang akan menjawab pertanyaan pertama, kenapa bisa tidak berakhlak kepada Allah menyebabkan keluarnya seseorang dari keislaman atau murtad. Aqidah Yang Lurus dan Tidak Menyekutukan Allah Tidak menyekutukan Allah kaitannya dengan aqidah tauhid, rinciannya adalah Meyakini bahwa tidak ada yang patut kita sembah dan ibadahi kecuali ibadah dan sesembahan kepada Allah, yang di kenal dengan tauhid Uluhiyah. Meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang menciptakan dunia ini, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan atau di kenal dengan tauhid rububiyah. Meyakini dan mengimani akan nama dan sifat Allah sesuai dengan yang di kabarkan-Nya dalam Al Quran maupun hadits sahih, yang di kenal dengan tauhid asma wa sifat. Inilah akhlak utama kepada Allah, yang wajib di lakukan oleh semua Manusia, tanpa akhlak ini maka siapapun orangnya akan masuk ke dalam neraka kekal selama-lamanya. Dan ini pula yang menyebabkan orang kafir akan kekal di neraka, walaupun memiliki akhlak mahmudah kepada manusia, karena pada hakikatnya dia tidak mempunyai aqidah akhlak di hadapan Allah. Begitupun dengan orang yang mengaku Muslim, jika dia sujud kepada selain Allah, menyembelih kepada selain Allah, maka orang seperti ini aqidah dan akhlaknya rusak dan di hukumi sebagai orang yang murtad. Melaksanakan Sholat dan Ibadah Lainnya Yang Wajib Sholat wajib adalah perkara penting yang harus dilakukan oleh seorang muslim, setelah kita memiliki tauhid yang lurus dengan tidak menyekutukan-Nya. Dan Ulama juga sudah merinci bagaimana hukum orang islam yang tidak melaksanakan sholat wajib, jika ia membangkang dengan mengatakan tidak wajib maka ia telah kafir setelah beriman. Kalau ia tidak melaksanakan sholat wajib karena malas, maka ia melakukan dosa besar dan rentan terperosok kepada kekafiran. maka salah satu akhlak dan adab kepada Allah adalah dengan melaksanakan sholat wajib tepat waktu berjamaah di masjid bagi laki-laki. Begitu juga dengan ibadah lainnya, seperti puasa, zakat, ibadah haji, intinya kita melaksanakan semua perintah ibadah yang telah di wajibkan menurut syariat. Ikhlas Melaksanakan Ibadah Karena Allah Mungkin pembahasan ini juga terkait dengan contoh melaksanakan ibadah yang Allah wajibkan, tapi sebenarnya sedikit berbeda dan ini juga merupakan salah satu akhlak dan adab kepada Allah yang penting untuk di jelaskan. Setelah kita melaksanakan semua kewajiban ibadah, maka kita tidak hanya berhenti disana, tapi ada hal penting yang sering di lakukan dan ini berakibat fatal, yaitu niat tidak ikhlas kepada Allah. Memang benar manusia tabiatnya adalah suka dengan pujian, tapi Syariat memandu kita untuk tidak menempatkan pujian pada tempat yang salah. Tatkala kita melakukan ibadah, sholat 5 waktu misalnya, maka hati kita selalu dibisiki oleh syetan agar kita mendapatkan pujian dari manusia, dengan harapan kita disebut sebagai orang sholeh. Hal ini sudah melenceng dari tujuan ibadah itu sendiri, yaitu niat ikhlas karena Allah, dan inilah yang di sebut dengan riya, yang akan menggugurkan amalan yang kita lakukan. Ridho Dengan Semua Ketentuan Allah Hal ini berkaitan dengan ibadah hati, karena ridho tidaknya kita terhadap keputusan Allah pertama akan di terima atau di tolak dengan hati kita, lalu anggota tubuh akan bereaksai sesuai dengan keadaan hati kita tersebut. Dan juga ini adalah masalah yang berkaitan dengan qadha dan qodar, sehingga salah satu ciri akhlak kita kepada Allah adalah dengan ridho atau menerima semua yang sudah menjadi ketentuannya, baik itu kita senangi atau kita benci. Misal tatkala kita ingin mendapatkan wanita yang cantik dan shalihah, dan kita sudah melakukan berbagai upaya untuk menikahinya, tapi karena Allah menakdirkan wanita tersebut bukan jodoh kita, maka kita harus berlapang dada melupakannya dan mencari wanita lain. Misal kita tertimpa musibah berupa banjir, maka kita istighfar dan menerima dengan lapang atas apa yang terjadi, karena hakikatnya banjir yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Meyakini Dengan Hati Atas Semua Yang Allah Kabarkan Banyak yang Allah jelaskan terkait apa apa yang tidak kita ketahui, seperti adanya malaikat, adanya jin, hari kiamat dan akhirat, surga dan neraka dan juga cerita bagaimana keadaan manusia kelak di surga atau di neraka. Secara akal, mungkin kita tidak bisa sampai kepada hal tersebut, karena semua memang di luar logika, tapi semua hal yang Allah kabarkan melalui Al Quran dan hadits Nabi, harus kita meyakininya tanpa keraguan. Jika kita ragu satu saja ayat Al Quran maka kita termasuk orang yang tidak mempunyai akhlak kepada sang khalik, sehingga kita di katakan sebagai orang kafir munafik yang akan kekal di neraka. Kesimpulan Akhak kepada Allah adalah hal yang paling penting yang harus kita lakukan pertama kali, karena ini ada kaitannya dengan aqidah kita sebagai Muslim. Semua yang kita lakukan, berupa ibadah atau pun bagusnya akhlak kita di hadapan manusia tidak akan bernilai di sisi-Nya. Inti aqidah akhlak kepada Allah adalah ketaatan kita terhadap apa yang di perintahkan dan di larang oleh-Nya berdasarkan dalil dari Al Quran dan Sunnah Dan ketaatan ini meliputi ketaatan dengan anggota tubuh dan ketaatan dengan hati berupa Aqidah. Contoh ketaatan dengan anggota tubuh adalah, puasa, ibadah haji, zakat, menolong orang, berkata baik, membaca Al Quran dll. Contoh ketaatan dengan hati atau aqidah keimanan adalah, meyakini adanya Allah, meyakini Allah adalah satu satunya yang mampu menghidupkan dan mematikan, yang memberi rezeki, meyakini semua yang terjadi di atas alam ini adalah atas izin Allah dll. Wallahu a’lam. Akhlak Kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam Beberapa Akhlak kepada Rasulullah sallallahu alaihi wassalam yang harus kita lakukan adalah Mengakui bahwa Beliau sallallahu alaihi wassalam adalah utusan Allah. Mengamalkan apa yang di perintahkan dan menjauhi yang di larang nya, karena hakikatnya ini adalah perintah dan larangan dari Allah Azza wa jalla. Meyakini kebenaran apa apa yang di kabarkan nya, terkait kejadian yang telah berlalu maupun yang belum terjadi di masa mendatang. Hanya melakukan ibadah seperti yang di contohkan oleh Beliau sallallahu alaihi wassalam. Tidak melakukan Bid’ah atau mengadakan suatu ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi sallallahu alaihi wassalam. Mencintai dan mengamalkan Sunnahnya. Demikian bahasan kaliini tentang akhlak kepada Allah dan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wassalam, semoga bermanfaat. Wallau a’lam. Baca Juga Hadits Tentang Akhlak
A Pengertian Perilaku Terpuji. Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak baik. Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila Islammeyatakan baik, maka hal itu tetap baik.
Buletin At-Tauhid edisi 41 Tahun XI Suatu hari, ibunda Aisyah radhiyallahu’anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Wahai Rasulullah! Ibnu Jud’an, dahulu di zaman jahiliyah, adalah seorang yang senantiasa menyambung tali silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah itu semua bermanfaat baginya kelak di akhirat? Nabi shallallahualaihi wasallam menjawab, “Hal itu tidak bermanfaat baginya karena dia tidak pernah sedikit pun mengucapkan, “Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak.” HR Muslim. Hadits ini menceritakan tentang Ibnu Jud’an, yaitu seseorang dari kaum jahiliyah yang terkenal suka membantu orang yang lemah dan suka menyambung silaturrahim. Namun Rasulullah mengabarkan bahwa kebaikannya kepada manusia itu tidak akan bermafaat bagi dirinya kelak di hari akhir. Hal tersebut karena ia belum mengatakan “Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak”. Maksudnya ia belum beriman kepada Allah dan juga hari kebangkitan yang ia akan dihisab dan diberi pembalasan atas apa yang telah dilakukannya. Dan orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan maka ia tergolong sebagai orang kafir. Dan orang kafir tidak akan Allah terima amalannya. Adapun orang kafir yang luhur akhlaknya di dunia, Allah memberikan balasan atas amal baiknya hanya di dunia saja, yaitu berupa kesehatan, harta yang melimpah dan keturunan yang banyak. Adapun di akhirat ia akan mendapatkan balasan dan kedudukan yang sama dengan orang-orang kafir lainnya. Hakikat akhlak mulia Lalu sebenarnya apakah akhlak itu? Bagaiamana bisa semua kebaikan yang dia lakukan kepada sesama manusia tidak memiliki arti dan tidak bermanfaat sama sekali baginya di hari kiamat kelak? Padahal Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda “Kebajikan itu keluhuran akhlak” HR. Muslim. Untuk menjawab hal tersebut, marilah kita lihat perkataan Ibnu Rajab Al Hanbali mengenai hadits di atas “Diantara makna al birr kebajikan adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. Makna seperti ini tertuang dalam firman Allah Ta’ala artinya “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” QS. Al Baqarah 177. Dari penjelasan Ibnu Rajab di atas, dengan dalil ayat 177 surat Al Baqarah, kita dapat pahami bahwa kebaikan yang paling utama yaitu menjalankan apa yang Allah perintahkan kepada kita dalam wahyu yang diturunkan-Nya melalui Nabi-Nya shallallahu’alaihi wa sallam. Barulah setelah itu kita menjalankan akhlak kepada sesama makhluk. Oleh karena itu, akhlak kepada Allah Ta’ala berupa ketaatan adalah dasar dari diterimanya segala amalan baik kepada sesama makhluk di dunia, seperti memberi harta yang dicintai kepada kerabat, anak, istri, anak-anak yatim, orang miskin, dan musafir, serta kebaikan-kebaikan lainnya yang disebutkan dalam ayat tadi. Jika sesuatu yang menjadi dasarnya tidak dipenuhi, maka bagaimana cabang-cabangnya bisa terpenuhi dengan sempurna? Yang menjadi dasar adalah keimanan. Jika dasarnya tersebut sudah ada, maka amalan kebaikan yang kita lakukan dapat bermanfaat dan berbuah pahala. Sebagaimana seseorang yang masuk kuliah. Jika status sebagai mahasiswa saja tidak dimiliki karena tidak ikut seleksi untuk menjadi mahasiswa, bagaimana ia bisa mendapat nilai dan ijazah kuliahnya tersebut? Marilah bersama-sama kita renungkan! Karena sesunguhnya kesempurnaan akhlak mulia adalah beradab kepada Allah Ta’ala, Rabb semesta alam. Yaitu dengan mengetahui hak Rabb-nya dan bersegera memenuhi hak Rabb-nya dari perkara yang diwajibkan atasnya serta dari sunnah yang dimudahkan atasnya. Sehingga seorang hamba dapat mencapai derajat yang tinggi di hadapan Allah Ta’ala. Berakhlak mulia kepada Rasulullah Konsekuensi dari pentingnya adab kita kepada Allah yaitu berupa ketaatan kepada-Nya adalah kita juga mentaati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana firman Allah dalam ayat-Nya yang mulia artinya “Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka” QS. An Nisa 80. Oleh karena itu, mentaati Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah Ta’ala. Sedangkan jika seseorang berpaling, maka tidak ada satupun yang dirugikan kecuali dirinya sendiri. Dan ketaatan kepada Rasul juga termasuk salah satu adab kita sebagai umatnya kepada Rasulullah, sebagaimana banyak disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya artinya “Taatilah Allah, dan taatilah Rasul” QS. An Nisa 59. Diantara perkara lain yang merupakan bentuk akhlak kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam yaitu mencintainya melebihi seluruh makhluk. Sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallahu’anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Tidak akan sempurna keimanan seseorang sampai aku menjadi orang yang lebih ia cintai dari anaknya, orang tuanya, dan semua manusa” HR. Bukhari dan Muslim. Ibnu Taimiyah menjelaskan adapun sebab kita harus lebih mencintai dan mengagungkan beliau shallallahu alaihi wa sallam dibanding siapapun, adalah karena kebaikan yang paling agung yang bisa kita rasakan di dunia saat ini maupun di akhirat nanti tidak akan bisa tergapai oleh kita kecuali dengan sebab Nabi, yaitu dengan cara mengimani dan mengikutinya. Dan juga seseorang tidak terhindar dari adzab dan tidak juga bisa mendapatkan rahmat Allah kecuali dengan perantara beliau dengan cara mengimaninya, mencintainya, membelanya, dan mengikutinya. Dan beliaulah yang menjadi sebab Allah menyelamatkan kita dari adzab dunia dan akhirat. Dan beliaulah yang menjadi perantara untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Maka termasuk nikmat yang paling besar dan paling bermanfaat adalah nikmat keimanan. Dan nikmat tersebut tidak akan bisa kita peroleh kecuali melalui perantara beliau. Oleh karena itu, diutusnya nabi lebih bermanfaat dibanding diri kita sendiri dan harta kita. Maka siapapun yang Allah keluarkan dari kegelapan menuju cahaya yang terang-benderang, tidak ada jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah selain melalui jalan yang beliau ajarkan. Adapun diri seseorang dan keluarganya, tidak memiliki kuasa apapun untuk menyelamatkan diri jika tanpa sebab beliau shallallahu alaihi wa sallam di hadapan Allah Ta’ala Majmu’ Fatawa. Dari pemaparan di atas, kita bisa menarik kesimpulan 1 bahwa Iman adalah syarat diterimanya amal shalih dan kebermanfaatan amal shalih tadi bagi kita di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah Ta’ala artinya “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan“ QS. An Nahl 97. 2 Orang yang musyrik, bagaimana pun amalan baiknya ketika di dunia, tidak akan membuat dia mendapat ampunan di hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman artinya “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” QS. Az Zumar 65. 3 dan juga amalannya itu tidak menambah berat amalan baiknya di hari kiamat, hanya akan mendapatkan balasan di dunia, namun tidak di akhirat, 4 bahwa orang yang tidak megimani hari kebangkitan adalah orang yang kafir, karena ia tidak mengimani salah satu dari rukun iman, yang semua umat islam diwajibkan utuk mengimaninya, dan ia juga tidak akan mendapatkan ampunan di hari kiamat kecuali jika ia telah bertaubat ketika masih hidup di dunia. 5 adapun taat kepada Rasul, termasuk bentuk ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, juga merupakan salah satu akhlak yang luhur kepada Allah juga Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam, 6 Begitu juga dengan mencintai Nabi shallallahu’alaihi wa sallam , adalah bentuk berakhlak mulia kepada Rasul dan bukti kesempurnaan Iman seseorang. Demikian dari kami, semoga Kita tergolong orang yang paling berakhlak, baik kepada Allah dan Rasul-Nya, maupun kepada sesama makhluk Allah, dan kita tergolong orang yang mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin Penulis Parangeni Muhammad Lubis Alumni Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta Murojaah Ust. Abu Salman, BIS 2 Tanya Jawab Masalah Akhlak. 1. Tolong Anda sebutkan sebagian dari keyakinan mazhab Wahabi. Kaum Wahabi adalah pengikut Muhammad bin Abdul Wahab dan ia merupakan pengikut maktab Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim Jauzi yang mendirikan beberapa keyakinan baru di Semenanjung Arabiyah. Mazhab Wahabi merupakan salah satu mazhab Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia melalui agama Islam rahmatan lil alamin. Sebagai umat Islam, kita patut mencontoh akhlak Rasul. Apa sajakah akhlak Rasul yang harus kita contoh? Simak ulasannya pada artikel berikut ini. Kita sepatutnya mencontoh akhlak Nabi atau Rasul terakhir sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan mengapa kita harus meneladani akhlak Rasul. Baca juga Miliki 10 Sikap Akhlakul Karimah Ini Jika Anda Ingin Masuk Surga Alasan Mengapa Kita Harus Meneladani Akhlak RasulAkhlak Rasul yang Patut Kita Contoh 1. Berpegang Teguh Terhadap Kejujuran2. Senantiasa Berhusnudzan Berprasangka Baik3. Selalu Menjawab Salam4. Tidak Ikut Campur Urusan Orang Lain5. Menjaga Pandangan dari yang Haram Yuk, Subscribe Sekarang Juga!6. Mengerjakan Perbuatan Amal Ma’ruf Nahi Munkar Related posts Alasan Mengapa Kita Harus Meneladani Akhlak Rasul Sumber Rasulullah adalah manusia yang paling baik ibadahnya. Bahkan sampai-sampai bengkak kakinya. Rasul adalah orang yang paling bertakwa di antara orang-orang bertakwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia dan terpuji baik di langit maupun di bumi,di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya mahluk Allah di muka bumi ini. Baik akhlaknya maupun bentuknya. Rasulullah adalah manusia yang paling suci dan manusia yang diharapkan syafaatnya di hari kiamat kelak Rasulullah adalah manusia yang sabar dalam menyampaikan dakwah. Ia tidak pernah dendam, apalagi sakit hati. Setelah Anda mengetahui alasan mengapa harus meneladani akhlak Rasulullah, ketahui pula dengan jelas beberapa akhlak mulia Baginda Rasulullah SAW yang perlu kita contoh. 1. Berpegang Teguh Terhadap Kejujuran Sumber Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat jujur sehingga mendapatkan gelar Al Amin yang artinya dapat dipercaya. Allah SWT pun sangat menyukai hamba-nya yang berperilaku jujur. Untuk zaman sekarang, orang yang memiliki sifat jujur itu sangat jarang. Tapi, sebagai umat Islam, hendaklah kita bersikap jujur. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 23-24 yang berbunyi مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا لِيَجْزِيَ اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا Artinya “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka pula ada yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah janjinya, agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena kejujurannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dari ayat Al Quran di atas menyatakan bahwa Allah akan memberikan balasan bagi orang yang jujur. Begitupula Allah akan memberikan azab kepada orang-orang yang munafik. Semoga kita dimudahkan untuk memiliki akhlak yang mulia ini, yaitu selalu berlaku jujur dalam segala hal. 2. Senantiasa Berhusnudzan Berprasangka Baik Sumber Berhusnuzhan atau baik sangka akan membuat setiap pribadi menjadi lapang dan mengalami ketenangan jiwa. Selain itu, dengan berprasangka baik kepada sesama akan membuat komponen umat Islam Islam bersatu, saling bekerjasama dan tidak terjadi perpecahan. Sedangkan bersuudzan atau berburuk sangka hanya akan menimbulkan “kesempitan dada” bagi pelakunya serta menjadi pemicu awal manusia untuk saling membenci dan memusuhi saudaranya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” Bukhari Hadist itu jelas menunjukkan bahwa seorang muslim harus menjauhi sifat berburuk sangka kepada orang lain apalagi sesama muslim. Alangkah lebih baiknya jika mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya. 3. Selalu Menjawab Salam Sumber Mengucapkan salam hukumnnya adalah sunnah dan menjawab salam hukumnya wajib. Sebab salam merupakan salah satu tanda cinta untuk sesama muslim. Dari Abu Hurairah radiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam antar sesama muslim.” HR Muslim No. 54 Baca juga Hadits Ciri Ciri Orang Munafik dan Cara Mengatasinya Menurut Rasulullah 4. Tidak Ikut Campur Urusan Orang Lain Sumber Mencampuri urusan orang lain yang bukan privasi diri sendiri pada dasarnya sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW juga telah mengajarkannya kepada seluruh umat muslim. Selain akan menimbulkan fitnah, ikut campur dalam urusan orang lain dikatakan akan mengurangi kebahagiaan seseorang. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 58 yang berbunyi وَالَّذِيۡنَ يُؤۡذُوۡنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَالۡمُؤۡمِنٰتِ بِغَيۡرِ مَا اكۡتَسَبُوۡا فَقَدِ احۡتَمَلُوۡا بُهۡتَانًا وَّاِثۡمًا مُّبِيۡنًا Artinya “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” Al-Ahzab 58 5. Menjaga Pandangan dari yang Haram Sumber Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah merupakan akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah SAW menjamin masuk surga bagi orang-orang yang salah satu dari sifat-sifat mereka dalam menjaga pandangan. Yuk, Subscribe Sekarang Juga! Abu Umamah berkata, ”Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga. Jika salah seorang kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah janganlah berkhianat, dan jika dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegahlah tangan-tangan kalian dari menyakiti orang lain, dan jagalah kemaluan kalian.” 6. Mengerjakan Perbuatan Amal Ma’ruf Nahi Munkar Sumber Amal ma’ruf nahi munkar dalam istilah fiqh disebut dengan al Hisbah Perintah yang ditujukan kepada semua masyarakat untuk mengajak atau menganjurkan perilaku kebaikan dan mencegah perilaku buruk. Bagi umat Islam, amal ma’ruf nahi munkar adalah wajib, sebab syariat Islam memang menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita yang meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa siksa yang sangat pedih dan menyakitkan. Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, pernah berkata “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya kekuasaannya; jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya menasihatinya; dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya merasa tidak senang dan tidak setuju, dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.’” Nah, itulah beberapa akhlak mulia yang Rasulullah contohkan pada umatnya yang perlu kita ketahui. Untuk itu, umat muslim dianjurkan untuk mencontoh akhlak Rasulullah agar kehidupannya di dunia mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dan mendapatkan balasan Surga di akhirat kelak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat. Boleh bagikan artikel ini sebagai bentuk mengingatkan kebaikan pada sesama. Jangan lewatkan informasi menarik lainnya hanya di situs blog Evermos. Related posts Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT. dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagai ArticlePDF Available AbstractThis paper discusses akhlak concept and it`s conceptualization of Islamic primary school. In Islam akhlak occupy a very vital position because it involves horizontal and vertical relations. Likewise in Islamic primary school akhlak becomes a pillar on other pillars. Akhlak determination is very important in setting educational goals, teaching practices, methods, infrastructure, values that are instilled and all implementation. When akhlak and values of Islam are not contained in education, it is certain that the pillars of education are impossible to realize properly. The akhlak contribution in the conceptualization of Islamic primary school; first, help formulate educational goals. Second, help in formulating the characteristics and content of the curriculum. Third, help formulate the characteristics of professional teachers. Fourth, help formulate a code of ethics and school discipline. Fifth, make teaching and learning activities that produce students have noble character. Sixth, creating a clean, orderly, safe, peaceful, comfortable, and conducive learning environment. Realization of the concept can be started with further teaching followed by habituation education, exemplary, practice, coupled with examples, as well as explanations, coaching to finally become characters Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 STAIN Curup – Bengkulu pISSN2580-362X;e ISSN2580-3611 Akhlak dalam Islam dan Kontribusinya Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Dasar Islam Ahmad Sahnan Institut Agama Islam Negeri IAIN Purwokerto sahnan Abstract This paper discusses akhlak concept and it`s conceptualization of Islamic primary school. In Islam akhlak occupy a very vital position because it involves horizontal and vertical relations. Likewise in Islamic primary school akhlak becomes a pillar on other pillars. Akhlak determination is very important in setting educational goals, teaching practices, methods, infrastructure, values that are instilled and all implementation. When akhlak and values of Islam are not contained in education, it is certain that the pillars of education are impossible to realize properly. The akhlak contribution in the conceptualization of Islamic primary school; first, help formulate educational goals. Second, help in formulating the characteristics and content of the curriculum. Third, help formulate the characteristics of professional teachers. Fourth, help formulate a code of ethics and school discipline. Fifth, make teaching and learning activities that produce students have noble character. Sixth, creating a clean, orderly, safe, peaceful, comfortable, and conducive learning environment. Realization of the concept can be started with further teaching followed by habituation education, exemplary, practice, coupled with examples, as well as explanations, coaching to finally become characters. Keywords Akhlak, Akhlak Contributions, conceptualization, Islamic Primary school. Abstrak. Tulisan ini membahas konsep akhlak dan konseptualisasinya terhadap pendidikan Dasar Islam. Dalam ajaran Islam akhlak menempati posisi yang sangat vital karena ia menyangkut hubungan horizontal dan vertikal. Demikian halnya dalam pendidikan Islam akhlak menjadi pilar di atas pilar lainnya. Penetapan akhlak sangat penting dalam penetapan tujuan pendidikan, peraktik mengajar, metode, sarana prasarana, nilai-nilai yang ditanamkan dan seluruh pelaksanaannya. Metode dalam tulisan ini bersipat library research dikumpulkan dari data-data yang ada. Adapun hasil dari tulisan ini 100 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 menunjukkan bahwa akhlak sangat berkontribusi dalam konseptualisasi pendidikan dasar Islam yakni sebagai berikut; pertama, membantu merumuskan tujuan pendidikan. Kedua, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum. Ketiga, membantu merumuskan ciri-ciri guru profesional. Keempat, membantu merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah. Kelima, menjadikan kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan siswa mempunyai akhlak mulia. Keenam, menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih, tertib, aman, damai, nyaman, suasana belajar yang kondusif. Terealisasinya konsep tersebut dapat diawali dengan pengajaran seterusnya dilanjutkan dengan pendidikan pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan, pembinaan hingga akhirnya menjadi karakter. Kata Kunci Akhlak, Kontribusi Akhlak, konseptualisasi, Pendidikan dasar Islam. PENDAHULUAN Berbicara tentang akhlak adalah pembahasan yang tidak ada habisnya. Topik tentang akhlak merupakan pembahasan yang selalu menarik untuk dibicarakan. hal ini disebabkan, akhlak yang baik kemudian akan berperan sebagai sistem perilaku yang akan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana akhlak terbagi kepada akhlak terpuji dan tercela, namun sayangnyaakhir-akhir ini akhlak tercela sering kita jumpai dalam berita yang menghiasi wajah televisi maupun dimedia masa tentang kemorosotan akhlak. Seperti halnya kasus pelecehan seksual, gaya hedonisme, tawuran, penganiyaan terhadap guru, tindakan korupsi dan sebagainya. Maraknya kasus-kasus demoralitas dan kemerosotan akhlak ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Salah satu solusi pencegahan akhlak ini tercela ini dengan melalui pendidikan akhlak itu sendiri. Dengan mengembalikan defenisi dan menanamkan nilai-nilai akhlak yang sebenarnya. Tulisan ini menurut penulis bisa menjadi salah satu acuan dalam menjawab terkait kasus-kasus kemorostan akhlak. Maka dari itu penulis akan membahas tentang konsep akhlak dan konseptualisasinya terhadap pendidikan Dasar Islam. Pengertian Akhlak Dan Moral Kata akhlak merupakan bentuk jama` dari bahasa arab khuluqun yang memiliki arti sajiyyatun, tabi`tun, atau `adatun, yang artinya karakter, tabiat atau adat kebiasaan, atau disebut juga etika. Akhlak juga sering disebut dengan moral, Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 101 dimana ia merupakan satu kali tindakan manusia yang diulang secara terus menerus, dan akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam diri perilakunya. Pengertian akhlak dalam pengertinnya sangatlah luas tidak hanya sebatas pengertian sopan santun atau moral. Meskipun dalam hal ini diantara pakar ada yang berpendapat bahwa dalam pengertan antara kebiasaan dan moral, karena kebiasaan dapat didefenisikan sebagai adat istiadat yang tidak merugikan, sebagai contoh, kebiasaan minum teh pada pagi hari, sedangkan moral adalah perlakuan terhadap orang Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai akhlak apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut pertama, perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali sehingga perbuatan-perbuatan itu menjadi kebiasaan. Kedua, perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan paksaan atau sebaliknya melalui bujukan dan rayuan. 2Tatanan akhlak tidak hanya terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan, dan lebih jauh lagi mengatur hubungan antara hamba dengan Adapun Al-Toumi Al-Syaibani menjelaskan keistimewaan atau ciri akhlak Islam dalam tujuh kategori, yaitu universal, keseimbangan, kesederhanaan, mengambil jalan tengah, tidak berlebihan dan berkurang, realistik sesuai dengan kemampuan manusia dan sejalan dengan naluri yang sehat, kemudahan tidak memberatkan kecuali dalam batas-batas kekuatannya, mengikat perkataan dengan amal dan teori dengan praktik, dan tetap dalam dasar-dasar dan prinsip-prinsip akhlak Akhlak mempunyai tujuan ganda, menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam kerangka tujuan akhlak untuk kebahagiaan ini, Imam al-Ghazali membagi kebahagiaan dunia menjadi empat bagian pokok, yaitu kebaikan 1 Juwariyah, Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang Akademik, 2008, 274 2Rachman Assegaf, Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2011, 42 3Semboro Ardi Widodo, Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas,2003, 166 4Ibid,167 102 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 badan, kebaikan jiwa, kebaikan luar, dan kebaikan dari Allah. Dan kebaikan yang tertinggi adalah kebahagiaan akhirat yang kekal dan tidak akan Sedangkan moral mengandung pengertian baik, buruk, yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau bisa juga berarti akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan menurut Peospoprodjo, bahwa moral adalah suatu kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, serta baik atau buruk. Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang berasal dari bahasa Yunani ethos yang juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan, budi pekerti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata moral, etika, sopan santun, budi pekerti, akhlak, adat istiadat, undang-undang hukum, serta norma, semuanya itu mengandung makna atau pengertian, yang untuk tidak dikatakan sama tidak mengandung perbedaan yang berarti. 6 Sistem moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, atau bekerja dalam satu kesatuan, atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas islam. 7Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan pokok pada pembina akhlak mulia, maka sistem moral islami yang ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang berorientasi kepada nilai-nilai islami. Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahatan. Ia memerintahkan perbuatan yang makruf dan menjauhi kemungkaran, bahkan manusia dituntut agar menegakkan keadilan dan menumpas kejahatan dalam segala bentuknya. Sistem moralIslam, dengan demikian, berpusat pada sikap mencari rida Allah, pengendalian nafsu negatif, dan kemampuan berbuat kebajikan serta menjauhi perbuatan jahat. 8 Dalam agama Islam penggunaan kata akhlak, moral, etika sangat dibedakan karena dalam Islam penggunaan akhlak sangat luas tidak hanya sekedar sopan santun, budi pekerti, moral dll. Sedangkan dalam Islam berkenaan dengan manusia selaku hamba Allah, akhlak manusia terhadap Allah menempati kedudukan yang sangat sentral dan vital. Rasul bersabda dalam hadis aku diutus tiada lain hanya untuk menyempurnakan kebaikan akhlak. Atau yang 5Ibid, 168 6Juwariyah, Pendidikan moral....., 234 7Muzayyin Arifin, Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2003, 126 8Ibid, 129 Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 103 semakna dengan ungkapan itu. Kalau pernyataan itu kita cermati, akhlak sebagai misi Rasulullah SAW. Yang bersipat menyeluruh, tentu mengandung arti yang sangat luas, seluas ajaran Islam yang beliau sampaikan. Paling sedidkit akhlak pasti mencakup lima hubungan akhlak manusia dalam berhubungan dengan Allah, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam. Tauhid harus menjadi jiwa ibadah. Tidak ada ibadah dan akhlak baik kepadanya tanpa tauhid. Pelanggaran terhadap ketauhidan dalam beribadah merupakan akhlak terburuk kepadanya, membuahkan dosa yang tidak terampun berbeda dengan dosa lainnya. 9 Penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa moral etika lebih dominan dari manusia untuk manusia, moral/etika menyangkut hubungan horizontal antropresentris sedangkan akhlak menyangkut hubungan horizontal dan vertikal sekaligus. Selanjutnya dalam menentukan standar baik buruk dalam akhlak ialah agama yang sumbernya wahyu dan akal fikiran sekaligus. Adapun baik buruk diluar agama hanya ditentukan oleh perasaan, akal dan hubungan akhlak berangkat dari ketajaman perasaan/hati nurani/fuad serta akidah dan keimanan. Macam-macam Akhlak Dilihat dari segi hubungan manusia dengan dirinya, serta hubungannya dengan Tuhan, manusia dan lainnya, maka akhlak itu ada yang berkaitan dengan dirinya sendiri, dengan Tuhan, dengan manusia, dengan masyarakat, dengan alam, dan dengan segenap makhluk Tuhan lainnya yang ghaib. Akhlak dengan diri sendiri antara lain tidak membiarkan dalam keadaan lemah, tidak berdaya dan terbelakang, baik secara fisik, intelektual, jiwa, spiritual, sosial dan emosional. Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara membuat diri secara fisik dalam keadaan sehat, kokoh dan memiliki berbagai keterampilan mengisi otak dan akal fikiran dengan berbagai pengetahuan, mengisi jiwa dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, dan seni, mengisi jiwa dengan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dan Adapun akhlak terhadap Tuhan antara lain dengan mengenal, mengetahui, mendekati, dan mencintainya, melaksanakan segala perintahnya 9Ahmad Janan Asifuddin, Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta SUKA-Press, 2010,95-96 10Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Press, 2012, 209 104 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 dan menjauhi segala larangannya menghiasi diri dengan sifat-sifatnya atas dasar kemampuan dan kesanggupan manusia, membumikan ajarannya dalam kehidupan individu, masyarakat dan Ahmad Janan juga menyatakan bahwa hubungan Akhlak setidaknya terdapat akhlak kepada Allah, Rasullah, diri sendiri, keluarga, masyarakat, alam dan negara. Misalnya Akhlak terhadap Allah dengan mengamalkan seluruh ibadah wajib dan sebagai ibadah sunnah, dan menjauhi segala perbuatan syririk kepada-Nya. Terhadap diri sendiri seperti menjaga kesehatan, tidak merugikannya dan tidak membebani diri dengan beban yang terlampau berat diluar kemampuan. Kepada keluarga misalnya, menunaikan kewajiban kepada seluruh anggota lain, dan memberikan pendidikan agama benar-benar cukup bagi anak. Terhadap masyarakat, misalnya tolong menolong dalam kebaikan. Akhlak terhadap alam, seperti menjaga alam, mengelola, memelihara dan tidak merusaknya. Dan yang perlu di catat dalam hal ini, bahwasanya penjabaran hubungan akhlak di atas kesemuaannya dapat bernilai ibadah sepanjang mendapat ridha Allah dan disertai niat. 12 Prinsip Dasar Akhlak dan Moral Dalam Islam Dalamajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik. Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu al-Qur`an dan Sunnah sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga keotentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar dha’if/palsu. 11Ibid, 12Janan, Mengungkit Pilar, 96 13Marjuki, Akhlak Mulia Pengantar Studi Konsep-Konsep Dasar Etika Dalam Islam, Yogyakarta Debut Wahana, 2009, 34 Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 105 Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Qur`an dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya akhlak manusia. Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Islama dalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hatinuraninya dapat juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman Artinya “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “Betul EngkauTuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan”.” QS. al-A’raf 72. Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw, bersabda “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya” 106 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pad asurat Ibrahim ayat 24 -26 , yang berbunyi 242526Artinya “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap tegak sedikit pun.”. Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian tidak terombang ambing, mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh di sisi lain, sebenarnya masihb anyak eori-teori yang berbicara mengenai dasar-dasar akhlak dengan menafikan pemikiran Islam, seperti relativisme akhlak. Yang mana berkat pembuktian realisme, maka kemutlakan akhlak adalah pendapat yang sahih dan relativisme akhlak tidak dapat diterima. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, kita akan memanen apa yang kita tanam. Dari ungkapan tersebut dapat kita tarik benangmerah, bahwasannya apa yang kita lakukan tidak ada hubungannya dengan sesuatu diluar diri kita, karena hubungan perbuatan kita berhubungan langsung dengan Tuhan. Tanpa adapihak ke-3. Oleh karena itulah dasar Ahklak memerlukan Disiplin Moral. Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 107 Kant, filosof Jerman berpendapat bahwa Rasio Spekulatif, yaitu agendi dalam mekanisme tidak bernilai tinggi; namun rasio praktis, yaitu agen dari pelaksanaan hal-hal praktis, yang juga dimaknai sebagai “kesadaran akhlak” memiliki kegunaan yang pasti dan perintah-perintahnya bersifat Dan halini sering di maknai sebagai “kesadaran akhlak”. Dari sekian banyak ayat-ayat al-Qur`an yang membahas tentang akhlak dan moral, ini ada beberapa ayat yang mewakili yakni bisa dilihat seperti yang tersebut dalam al-Qur`an surah al-Qalam 4, al-Ahzab 21, Fuhshilat 34, al-Mu`minun 96 dll. Dan juga hadis yang populer dikalangan kita “sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia “ Bukhari. Konseptualisasi Akhlak Terhadap Pendidikan Islam Posisi akhlak terhadap pendidkan Islam sangat penting dan menjadi pilar di atas semuanya. Tema ini sangat penting terhadap penetapan tujuan pendidikan, peraktik mengajar, metode, sarana prasarana, nilai-nilai yang ditanamkan dan seluruh pelaksanaannya. Karna bisa kita bayangkan ketika akhlak dan nilai-nilai islam tidak terdapat dalam diri seseorang maka kesemuan pilar-pilar pendidikan yang disebutkan di atas tidak akan dapat terealisasikan dengan baik. Sebagai contoh ketika seorang kepala sekolah tidak ada akhlak terhadap Allah dan dirinya dia akan melakukan korupsi terhadap sarana prasarna. Begitujuga dengan seorang guru ketika dalam dirinya tidak tertanam nilai-nilai akhlak Islam maka yang ada dalam dirinya hanya sekedar menyampaikan kewajibannya dengan mengajar saja tanpa memikirkan muridnya paham atau tidak. Begitujuga korupsi akan selalu meraja lela dalam negeri ini tanpa adanya penanaman nilai-nilai akhlak keislaman sekalipun pada dasarnya di Indonesia sudah mempelajari agama mulai dari sejak TK hingga tingkat Universitas. Tentu jika kita berbicara tentang benang merah pendidikan Islam sangatlah mudah karena, nuansa akhlak merupakan sumber nilai, dan internalisasi nilai-nilai merupakan salah satu tugas pokok pendidikan Islam. Dan yang menyebabkan terjadinya seperti contoh di atas karena, pendidikan internalisasi seperti metode keteladanan, pembiasaan amal, tuntunan, metode 14QurbaniLahiji, Risalah Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta al-Huda, 2011, 38 108 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 targhib wa tarhib dan cara-cara yang berorientasi pada pembentukan sikap kurang mendapat porsi. Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk15. Adapun pengimplikasian akhlak dalam pendidikan dapat dimulai dari 1. Pengajaran artinya memberikan pengajaran secara konsep yang membahas tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah menurut ukuran agama, hingga mereka mampu membedakan diantaranya. 2. Pembiasaan setelah memberikan pengajaran pembinaan selanjutnya dengan cara pembiasaan. Membiasakan hal-hal kebaikan dari sejak usia dini yang dilakukan secara kontinyu. Dengan pembiasaan hal-hal kebaikan seperti menebar kasih sayang terhadap sesama, suka menolong teman dalam hal kebaikan, dermawan akan mendarah daging dan menjadi sebuah karakter ketika nantinya dewasa. 3. Keteladanan tercapainya pembinaan akhlak yang baik dapat ditempuh melalui keteladanan. Alangkah baiknya ketika seorang guru memberikan pengajaran dengan memberikan langsung keteladanan. Seumpama ketika guru mengajarkan sopan santun gur tersebut dalam keseharian menunjukkan sopan santun terhadap muridnya. Jika guru menyuruh mengerjakan sesuatu guru ikut terlibat dalam pekerjaan tersebut. Sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 4. Paksaan dalam hal ini paksaan yang bentuknya dalam hal kebaikan tanpa menyakiti secara fisik. Paksaan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik dalam melakukan hal-hal kebaikan yang nantinya setelah terbiasa merasa tidak dipaksa lagi. Sama halnya ketika seseorang dipaksa untuk membaca yang pada gilirannya nanti terbiasa membiasa membaca tanpa harus dipaksa lagi. 5. Hadiah dan hukuman agar akhlak mahmudah dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik yang mengamalkan akhlak baik diberikan hadiah. Baik itu hadiah berupa materi maupun ungkapan kalimat yang menyenngkan hatinya dan memotivasi peserta didik lain untuk melakukan akhlak yang baik. Begitupun sebaliknya jika peserta 15Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,142. Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 109 didik yang melakukan akhlak mazmumah dengan memberikan hukuman yang sifatnya mengubah perilaku tercela kepada prilaku Kontribusi Akhlak dan Moral terhadap Pendidikan Dasar Islam SD/MI Pendidikan dasar Islam SD/MI merupakan salah satu jenjang pendidikan yang harus mendapatkan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dan moral. Sebagai pendidikan awal dan dasar ini menjadi sangat penting. Peserta didik yang ada dalam jenjang ini merupakan masa keemasan bagi anak. Masa ini adalah masa yang sangat potensial dalam mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu masa pendidikan dasar inilah mulai ditanamkan akhlak-akhlak yang baik sehingga nantinya akan berkembang secara optimal ketika meranjak dewasa. Sehubungan dengan itu akhlak dan moralitas memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap pendidikan dasar Islam. untuk lebih jelasnya, kontrubusi akhlak terhadap pendidikan dasar Islam SD/MI dipaparkan sebagaimana berikut ini17 1. Merumuskan tujuan pendidikan artinya, pemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia agar memiliki akhlak mulia atau keperibadian yang utama yang ditandai oleh adanya integritas keperibadian yang utuh, satunya hati, ucapan dan perbuatan, memiliki tanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat dan bangsanya, melaksanakan segala perintah Allah SWT, terbentuknya manusia yang baik, manusia yang berakhlak mulia, manusia yang sempurna, serta manusia yang berkepribadian muslim. Demikian halnya dalam tujuan pendidikan dasar Islam harus mengandung unsur akhlak mahmudah. Sehingga semua lini terintegrasi dengan baik. Stakeholder dalam pendidikan dasar Islam harus berakhlak mulia sehingga tujuan pendidikan dasar Islam berjalan dengan baik. 2. Merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum salah satu penentu jalannya sebuah pendidikan tidak terlepas dari kurikulum. Ciri-ciri dan isi kurikulum dalam pendidikan, khsusunya pendidikan dasar Islam harus menonjolkan pendidikan akhlak dan moral. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh, bersikap 16Janan, Pendidikan, 98 17Abuddin Nata, Pemikiran...., 209 110 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 seimbang antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan, menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik, dan disesuaikan dengan minat dan bakat anak peserta didik. 3. Membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional salah satu penentu seorang guru profesional dapat dilihat dari akhlaknya. Jika akhlak seorang guru baik bisa dipastikan dalam menjalankan tugasnyapun dia akan profesional. Sebagai calon guru profesional dalam pendidikan dasar Islam akhlak dan moralitas sangat menentukan dalam membentuk ciri-ciri guru profesional. Guru pendidikan dasar Islam selain memiliki kompetensi akademik, pedagogik dan sosial, juga harus memiliki kompetensi keperibadian. Yaitu peribadi yang beriman, bertakwa, ikhlas, sabar, zuhud, pemaaf, penyayang, mencintai dan melindungi, satu kata dan perbuatan, adil demokratis, manusiawi, rendah hati, senantiasa menambah ilmu dan pengalaman dan murah senyum. Akhlak-akhlak seperti itulah yang seharusnya tercermin dalam pribadi seorang guru pendidikan dasar Islam. 4. Membantu merumuskan kode etik dan tata tertib Pendidikan dasar Islam pemahaman terhadap akhlak dan moralitas dapat membantu dalam merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, khususnya yang berkenaan dengan akhlak para peserta didik. Kode etik dan tata tertib yang diterapkan melalui akhlak akan menjadikan seorang guru terasa dihormati sehingga suasana pembelajaran akan berjalan kondusif, semangat dalam menyampaikan materi juga akan berjalan dengan baik. Selanjutnya dalam proses pembelajaran suasana kelas akan tertib dan tenang, hubungan sesama akan terasa akrab, suasana akademik akan terasa kental, lingkungan belajar akan nyaman, aman dan damai, serta perestasi belajar para siswa akan meningkat. 5. Melahirkan manusia yang memiliki akhlak mulia dan karakter utama sesuai tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pendidikan dasar Islam begitujuga dalam pendidikan akhlak menjadikan peserta didik sosok yang memiliki akhlak mulia dan mempunyai karakter utama. Dengan adanya akhlak dan moralitas dalam pendidikan dasar Islam tentunya akan melahirkan peserta didik yang berkrpibadian akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nanti ketika dewasa anak akan memiliki jiwa yang selalu menebar kasih sayang dan menagamalkan akhlak mulia. 6. Membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif pemahaman terhadap akhlak dan moralitas akan membantu mewujudkan lingkungan Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 111 pendidikan dasar Islam yang bersih, tertib, aman, damai, nyaman, yang mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif. Ketika konseptual tentnag akhlak dan moralitas diterapkan tentu akan menghasilkan pembelajaran yang bersih dan peserta didik belajar dengan nyaman dan terhindar dari penyakit. Dalam konsep akhalk dan moralitas pengajaran tentang cinta kebersihan, bersih jasmani dan rohani merupakan ajaran yang termuat dalam pendidikan akhlak dan moralitas. Lingkungan yang kondusif dalam pendidikan dasar Islam akan menjadikan peserta didik terhindar dari berbagai penyakit, dan terbiasa menyukai kebersihan dalam hidupnya. Kesimpulan Pengertian Akhlak sangat luas tidak hanya sekedar baik, buruk, etika dan moral. Akhlak menyangkut hubungan vertikal dan horizontal. Akhlak bersumber dari wahyu sedangkan yang lainnya berasal dari pemikiran manusia. Akhlak terbagi akhlak kepada Allah, Rasul, diri sendiri, keluarga, lingkungan, alam dan menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Serta akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak Islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk. Di awali dengan pengajaran dilanjutkan dengan cara pendidikan melalui pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan. Terus dibina demikian hingga akhirnya menjadi kebiasaan dan akhlak terhadap pendidikan dasar Islam ialahpemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum, membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional, membantu merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, membantu kegiatan belajar mengajar, membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Daftar Pustaka Arifin, Muzayyin, 2003. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara. Asifuddin, Ahmad Janan, 2010. Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta SUKA-Press. Assegaf, Rachman, 2011. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada. 112 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 Juwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang Akademik. Lahiji,Qurbani, Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta al-Huda. Marjuki, PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam, Yogyakarta Debut Wahana. Nata, Abuddin, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Press. Nata, Abudin, 2017. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta Rajawali Press. Tafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Tafsir Ahmad, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro Ardi, 2003. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas. ... Korelasi akhlak dan pendidikan mencakup berbagai aspek yang dapat dijelaskan sebagai berikut 1 Akhlak merumuskan tujuan pendidikan. Determinasi akhlak sangat krusial dalam penetapan tujuan pendidikan Sahnan, 2019. Mizal menyatakan bahwa pemahaman akhlak yang baik dapat mengarah pada tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk manusia agar memiliki akhlak mulia atau kepribadian yang utama Mizal, 2019. ...... Akhlak dan kepribadian guru yang baik dapat dijadikan contoh dan teladan yang baik bagi semua siswanya; 4 Akhlak merumuskan kode etik pendidikan; tata peraturan dan kode etik yang menjadi landasan bagi warga sekolah seyogyanya harus berlandaskan pada kepribadian dan akhlak karimah. Determinasi akhlak selain memainkan peranan penting dalam penentuan tujuan pendidikan, juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dengan segala implementasinyaSahnan, 2019; 5 Akhlak menentukan metode dan pendekatan proses belajar mengajar. Tekad akhlak dilaporkan sangat penting untuk menentukan tujuan pendidikanSahnan, 2019.Dalam rangka menciptakan output sumber daya manusia yang berakhlak mulia, maka guru dan instansi pendidikan harus menggunakan metode dan pendekatan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak terpuji; 6 Akhlak membentuk pendidikan yang tertib, damai, dan nyaman. ...... Determinasi akhlak selain memainkan peranan penting dalam penentuan tujuan pendidikan, juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dengan segala implementasinyaSahnan, 2019; 5 Akhlak menentukan metode dan pendekatan proses belajar mengajar. Tekad akhlak dilaporkan sangat penting untuk menentukan tujuan pendidikanSahnan, 2019.Dalam rangka menciptakan output sumber daya manusia yang berakhlak mulia, maka guru dan instansi pendidikan harus menggunakan metode dan pendekatan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak terpuji; 6 Akhlak membentuk pendidikan yang tertib, damai, dan nyaman. Suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi siswa cenderung dapat lebih mudah terjadi ketika kepribadian mereka telah menunjukkan akhlakul karimah, baik suasana lingkungan sekolah maupun hubungan antara siswa dan guru atau hubungan antara siswa dan rangka merealisasikan keterkaitan antara akhlak dan pendidikan, yang mana mencerminkan kontribusi akhlak dalam meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan integrasi dari proses pengajaran, keteladanan, dan praktik langsung. ... Umi MahmudahSefti ChirnawatiZaenal MustakimNur ZakiyahDewasa ini, akhlak siswa di Indonesia sangat memprihatinkan dan cenderung mengalami kemerosotan yang cukup drastis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potret pendidikan akidah akhlak siswa, yang difokuskan pada siswa madrasah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Objek penelitian yang digunakan adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah MIS Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Wawancara dilakukan dengan beberapa guru dan siswa untuk mendapatkan data primer langsung dari sumber utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepribadian siswa di MIS Gombong berkaitan pendidikan akhlak termasuk dalam kategori baik. Namun demikian, masih perlu berbagai bimbingan agar pendidikan akhlak mampu menjadi bekal siswa di kemudian hari, seperti masih ada siswa yang kurang memperhatikan adab serta sopan santun.... Nilai Akhlak Nilai akhlak merupakan suatu tindakan manusia yang diulang secara terus menerus dan akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam kepribadiannya. Akhlak merupakan sikap yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, antara perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin Sahnan, 2018 termasuk ke dalam birrul walidain, yang memiliki arti berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Bentuk dari birrul walidain di antaranya adalah menyayangi, patuh dan taat pada perintah mereka, menghormati, dan mendoakan kedua orang tua kita. ...Ashila Asfa NabilaHeru PratiknoIn educational literature, including novels, there are many educational values that can be taken as learning and application in everyday life. The purpose of this study is to describe the values of Islamic education, the aspects contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy, and how to apply educational novels into learning values at school. The method used in this research is library research. The approach used is a qualitative approach. For data collection, a search for documentation materials will be carried out in the form of books, magazines, articles and the internet. The data collected is then analyzed using content analysis techniques. The results of the study conclude that the values of Islamic education contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy are the values of aqidah faith, the value of worship, and the last is the moral value. The aspects contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy are educational, moral, and historical and cultural aspects. The last is how to apply educational novels into learning values at school. Related to that, the use of the Cinta Suci Zahrana novel, which is rich in Islamic educational values such as the values of faith, worship, and morals, is highly recommended for teaching materials. Abstrak. Di dalam karya sastra yang mendidik di antaranya novel banyak sekali terkandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil sebagai pembelajaran maupun penerapan di kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam, aspek-aspek yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy, dan cara pengaplikasian novel yang mendidik ke dalam suatu pembelajaran nilai-nilai di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulan data akan dilakukan penelusuran bahan dokumentasi yaitu berupa buku-buku, majalah, artikel dan internet. Data yang terkumpul pada selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy adalah nilai aqidah iman, nilai ibadah, dan yang terakhir adalah nilai akhlak. Aspek-aspek yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy adalah ada aspek edukatif, moral, dan aspek sejarah dan budaya. Yang terakhir adalah cara mengaplikasikan novel yang mendidik ke dalam suatu pembelajaran nilai-nilai di sekolah adalah berkaitan dengan itu pemanfaatan novel Cinta Suci Zahrana yang kaya akan nilai-nilai pendidikan Islam seperti nilai Iman, ibadah, dan akhlak ini sangat dianjurkan untuk bahan ajar.... Teori nilai guna utility apabila dianalisis dari teori maslahah, kepuasan bukan didasarkan atas banyaknya barang yang dikonsumsi tetapi didasarkan atas baik atau buruknya sesuatu itu terhadap diri dan lingkungannya. Jika mengkonsumsi sesuatu mendatangkan kemafsadatan pada diri atau lingkungan maka tindakan itu harus ditinggalkan sesuai dengan kaidah ushul fiqh "Menolak segala bentuk kemudharatan lebih diutamakan daripada menarik manfaat" Sahnan, 2019. ... Charisma Jalil IndranataThis study aims to determine the concept of consumption in the view of Al-Ghazali and Muhammad Abdul Mannan on its relevance to the consumption behavior of modern Muslim society. This type of research is library research using a quantitative approach method based on secondary in the form of books and related scientific journals in accordance with the theme of this research and primary data in the form of books from Al-Ghazali and Abdul Mannan. From the results of the study, it can be concluded that according to Al-Ghazali and Abdul Mannan Islamic provisions regarding consumption are controlled by five principles, namely justice, cleanliness principles, simplicity principles, generosity principles, and moral principles and there is a relevance between Al-Ghazali and Abdul Mannan's consumption concepts with The consumption pattern of modern Muslim society in Indonesia today is due to the awareness of modern Muslim society about the cleanliness of food consumption and simplicity in consumption. Modern Muslim society is more careful in terms of consumption health and avoids wasteful behavior in consuming things that are not really needed or are not primary needs... Keenam, menghasilkan lingkungan belajar yang bersih, teratur, aman, tenang, nyaman, dan kondusif. Konsep ini dapat diwujudkan dengan pengajaran, dilanjutkan dengan pendidikan pembiasaan, keteladanan, pengamalan, disertai dengan contoh serta penjelasan, dan pembinaan hingga menjadi karakter Sahnan, 2019. ...Ahmad ZuhdiAhmad Khairul NuzuliFebrianto FebriantoThe progress of the times and technology makes young adolescents absorb values from anywhere, including negative values. This has a serious impact on adolescent morals. This study wanted to see how the right da'wah strategy in fostering adolescent morals in the village of Bendung Air Kayu Aro. This research method is descriptive qualitative. Data collection is done by interview process. The results of the study show that there is success in communicating messages of moral values. This shows that the emotional, intellectual, and sensory tactics and principles used have brought positive changes to adolescents, as evidenced by the increase in the quality of adolescent worship and the increase in adolescent Choirul MuzainiAnisSutrisnoThe highest authority in Islam is the Qu’an. It is the beginning of faith, worship, morality and principles. One thing that should be taught to children is that the entire Qur'an is a guide for human life. The verses of the Qur'an and related sources can be a gateway for children to other Islamic educational tools, especially for passion and deepening of religious knowledge to develop healthy morals in accordance with Islamic law. Learning is seen as a lifelong learning process. Al-Qur'an teaching plays an important role in the formation of children's morals by providing guidance, lifelong learning and guidance on the formation of morals from an early age. Al- Qur'an and education play a role here, namely forming morals that are in accordance with the nation's civilization and developing the ability to educate people's lives. Islamic education is also a formal institution that organizes education based on the Qur'an with the aim of forming children's FithriyyaEdi Suresman Saepul AnwarAnimasi dalam konteks pendidikan dapat dijadikan sebagai media dalam menyampaikan nilai-nilai Islam. Konten animasi Riko The Series merupakan salah satu media edukasi yang menampilkan suasana islami dan dapat mempengaruhi nilai-nilai pendidikan islami bagi penontonnya. Dengan tampilan menarik yang sesuai dengan usia anak-anak, animasi yang diproduksi oleh Garis Sepuluh mengusung perpaduan sains, pendidikan, dan sains. Animasi Riko The Series bisa menjadi contoh dalam kehidupan dan membuat manusia menjadi insan kamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Riko The Series Animation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik analisis konten pada naskah animasi Riko The Series season 1 episode 1 sampai 26. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa animasi Riko The Series mengandung nilai-nilai Pendidikan Islam yang tersebar di sepanjang episodenya. Nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud meliputi pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai keimanan, ibadah, dan akhlak. Penelitian ini merekomendasikan animasi Riko The Series sebagai media alternatif dalam pembelajaran nilai-nilai pendidikan Islam di sekolah khususnya mata pelajaran PAI dan Budi ImronAri Saidul MujazinMoral education plays an important role in forming superior human beings. This paper aims to describe the moral values contained in poetry or Geguritan "Nurani Peduli" by Handoyo Wibowo and look at the process of internalizing these moral values in students of the Baitul Huda Islamic elementary school Semarang city through the Javanese language course. In addition, this paper also aims to see the implications of internalizing these moral values for students. This paper uses a qualitative-phenomenological type of research that uses students, teachers, and school principals as research subjects. Based on the results of the study it was concluded that First, the moral values contained in geguritan include harmony, wisdom, humility, awareness, and development of taste. Second, the internalization process is carried out in three stages, namely the information stage by providing material on the moral values contained in Geguritan "Nurani Peduli", the appreciation stage through direction and guidance and exemplary students, and the value application stage by providing motivation and encouragement to students to apply good grades in the form of actions. Third, the implications of internalization can be seen from three aspects, namely cognitive, affective, and psychomotor. Characterized by the integration of learning materials with an attitude of empathy, awareness, tolerance, and a sense of responsibility in social life. Muhamad ArifMohd Kasturi Nor bin Abd AzizThis research is a novelty study, which discusses critical analysis, with a focus on the relevance of character education for students in 21st-century educational institutions from the perspective of As-Suhrawardiy in his book Adabul Muridin. The focus of the research is on how the model of moral education from the perspective of Sufism a study of As-Suhrawardiy's thoughts and how the relevance of As-Suhrawardiy's perspective of moral education in the 21st century. This study uses a literature review approach from As-Suhrawardiy's book Adabul Pupils. Analysis of research data, using analysis content as Elo et al and Marsh phases from data collection, coding, and reporting of the results. The results show that As-Suhrawardiy in his book Adabul Muridin explicitly states the importance of inculcating morals in the world of education, especially in the 21st century with the massive development of information technology. At the stage of As-Suhrawardiy's educational concept in explaining the concept of akhlaqi tasawwuf, there are three stages in strengthening moral education; takhalli the process of cleansing the human self from bad deeds, tahalli the process of filling from individuals by getting used to noble character in every action, and tajalli the process of muroqabah feeling the presence of Allah on the individual with his god. A concept that is quite relevant to the challenges in the 21st century involves strengthening character education and strengthening the 4C competencies of each WahyuningsihYusuf HanafiahThe book of Al-Akhlaq Lilbanat by Sheikh Umar ibn Ahmad Baradja can be used as an intermediary in overcoming the current moral condition. The purpose of this article was to find out the moral education values in the book Al-Akhlaq Lilbanat. This paper was a study of Sheikh Umar ibn Ahmad Baradja's views regarding women's moral education, using a library research model with data sources from the book Al-Akhlaq Lilbanat. The data collection techniques used are content analysis and deduction methods by concluding data sources and then analyzing them in detail. The results of the study indicate that the values of moral education in the books of Al-Akhlaq Lilbanat volumes I and II are interrelated, such as morality towards Allah SWT, Prophet Muhammad saw, family, relatives, servants, neighbors, teachers, and friends. Volume III contains some women's etiquette in doing things. The values of moral education in the book Al-Akhlaq Lilbanat are in line with Islamic education as well as actual conditions for women in the contemporary era of Indonesia. This book can be used as a guide that was practical and easy to understand and can be a solution to handling problems that occur in the contemporary Basyir Faiz Maimun SholehIn Indonesia, honesty does not thrive. The enormous number of cases of corruption and deception strongly demonstrate this. However, many people keep promoting the significance of honesty in a variety of ways, such as publishing hadith memes on honesty on Instagram. At least four accounts have done it in different ways. One of them includes both the hadith text and its translation, while the others merely provide the translation. The objective of this research is to determine which type of meme has the most influence in society, especially in Indonesia. This research is presented using descriptive-analytic methods. The qualitative approach would identify and analyze society's responses to each meme type to achieve the aforementioned goal. Once both sides are compared, the second one has greater interest than the first. In other words, Indonesians are unconcerned about the text of the hadith as long as they understand its Moral Dalam Puisi ImamSyafìi dan Ahmad SyauqiJuwariyahJuwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi ImamSyafìi dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang LahijiLahiji,Qurbani, Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam IslamMarjukiMarjuki, PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam, Yogyakarta Debut Pendidikan Islam dan BaratAbuddin NataNata, Abuddin, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Pendidikan Dalam Persfektif IslamAhmad TafsirTafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro ArdiTafsir AhmadTafsir Ahmad, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro Ardi, 2003. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas.Penyusunanmakalah ini, penulis berharap dapat menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syari’ah, dan akhlak yang kian terlupakan. Di sini para penyusun akan menjelaskan tentang hubungan antara ketiganya, sehingga kemantapan seorang mukmin akan terjaga. B. Rumusan Masalah. 1 1.