Keretaapi uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang.
Mendengar nama perahu getek, barangkali nama itu sangat asing bagi anak-anak yang tumbuh di era millenial. Perahu getek adalah transportasi air yang terbuat dari kayu dan bambu yang digunakan untuk menyeberangkan orang ataupun barang dari satu titik ke titik lain untuk mempersingkat waktu dan memotong jarak. Keberadaan perahu getek membantu warga untuk menyeberang ke suatu tempat yang dipisahkan oleh kali atau pun sungai agar tidak memutar jauh. Sang penarik perahu biasanya mengenakan biaya sekitar Rp. 1000,- sampai 3000,- per orangnya, tergantung jarak tempuh dan jasa yang digunakan. Terdapat dua cara kerja perahu getek berjalan. Yang pertama sang penarik perahu menggunakan kayu panjang untuk mengayuh perahu berjalan dari satu titik ke titik lain. Dan yang kedua sang penarik menggunakan tali yang sudah terpasang dari masing-masing titik, kemudian menarik tali tersebut. Yang biasa saya temui adalah cara yang kedua. Transportasi air yang satu ini sudah jarang ditemui ini ditemui di kota-kota besar. Meskipun sudah jarang ditemui, namun perahu getek eksis di beberapa kali dan sungai di Bekasi. Sebanyak dua kali saya memiliki pengalaman menaiki perahu getek. Pertama kali saya menaikinya di daerah Muara Gembong, Bekasi, beberapa tahun lalu. Perahu getek tersebut bukan hanya mengangkut orang, akan tetapi juga mengangkut motor. Dan yang kedua kalinya baru-bari ini pada saat saya sedang berada di tempat Wisata Hutan Bambu yang beroperasi hingga jam satu malam. Bukan untuk menyeberang, akan tetapi saya hanya ingin merasakan sensasinya menyeberang menggunakan transportasi perahu getek. Berikut ini video nya.
Penemuan tulang berukuran raksasa di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah berawal saat warga desa sedang berlibur di Pantai Salipang.. Pantai tersebut berjarak 2 kilometer dari pemukiman warga Desa Siwalempu, Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Pantai Salipang hanya digunakan untuk tambatan perahu yang berbatasan dengan tambak.